Muhasabah dalam doa



Dalam hiijrahku aku masih berpikir apakah yakin aku berhijrah,
Atau aku hanya memindahkan dosa - dosaku.
Aku percaya apa yang telah melewatiku bukanlah takdirku, dan apa yang menjadi takdirku tidak akan melewatkanku.
Antara emosi, sombong dan iri membuncah di sela tepian dosa...
Bertarung dengan untaian dzikir, lantunan ayat suci serta khusyuknya sholat.
Hati yang menjadi tempat bertarung kebatilan dan kebenaran, sedang raga tempat eksekusi...

Perenungan mendalam di ujung malam menyibak lorong waktu,
Sekelebat masa lalu yang penuh noda kelam dibalut kemunafikan semu,
Rangkaian dosa tergambar bagai film yang terlalu naif untuk diputar kembali,
Bara di dada masih saja menyala...antara amarah dan luka.
Meredakan nafsu tak semudah merayu wanita malam dalam sekejap mata
Beningnya jiwa masih harus ditempa oleh peristiwa hingga terbentuk simphony - simphony kerendahan hati.
Kerendahan hati dalam balutan kata ikhlas

Ikhlas Fillah....menunduk, tersungkur dan bersujud,
Menelanjangi diri...telanjang bermandikan noda dan dosa
Membasuh hati dan raga dengan tunduk, serta sujud.
Astaghfirullah... astaghfirullah... astaghfirullah
Ampuni...ampuni...ampuni khilaf tak berbatas ini

Merapihkan diri menyerahkan segalanya padaMu
Peluk daku di antara kegundahan dan kebimbangan ku
Duhai Sang Maha...merajukku di tepian malam
Antara tangis penyesalan dan rangkaian dzikirullah,
Akankah terampuni semua ini.
Tak akan mungkin aku bertanya kepada makhluk Mu,
Tentang lulusnya muhasabahku










Komentar

Postingan Populer